Warga Ragu Daftarkan Anak Di SD 212 Sengketa Lahan Penyebabnya -->

Warga Ragu Daftarkan Anak Di SD 212 Sengketa Lahan Penyebabnya

Pikiran Rakyat Jambi
Tuesday, June 25, 2024

Pikiranrakyatjambi.com,Masih belum selesainya sengketa lahan di SD 212 antara keluarga Hermanto dengan Pemerintah Kota Jambi membuat warga ragu untuk  menyekolahkan anaknya di SD tersebut, kendati jarak SD tersebut sangat dekat dengan rumah mereka.

Satu diantara warga yang tidak mau disebutkan namanya menceritakan ia berencana untuk menyekolahkan anaknya di SD 64 yang berlokasi di Mayang.

Di saat di tanya kenapa tidak menyekolahkan anaknya di SD 212 ia mengatakan kondisi sekolah yang masih bersengketa membuat ia kawatir dengan masa depan anaknya.

"Kondisinya lagi tidak pasti, apakah masih mengunakan gedung itu, atau malah di pindah," ungkapnya

Lebih lanjut ia mengatakan jika masih mengunakan gedung SD 206 akan menyusahkan dia untuk antara jemput.

"Saya itu kerja ke arah Telanai, kalau masih belajar di SD 206 tentu akan menyita waktu," ujarnya 

Di pilihnya SD 64 merupakan hal yang paling logis untuk ia dalam menyekolahkan anak.

"Anak saya ini kan baru masuk ya, jadi pastinya harus di antar jemput," ungkapnya.

Hal senada juga di sampaikan oleh umi rahma yang rumahnya berada di belakang SD 212.

Ia mengatakan anaknya yang tahun ini sudah memasuki masa sekolah lebih memilih menyekolahkan anaknya di kawasan Kota Baru.

"Anak saya tidak saya daftarkan ke SD 212, tapi di madrasah di dekat Polsek Jelutung," ungkapnya.

Umi Rahma mengatakan di pilihnya sekolah tersebut karena sejalan dengan tempat ia bekerja.

"Jadi saya dan suami itu, kalau kerja lewat sana, jadi di sana yang paling logis," ungkapnya.

Lebih lanjut ia menceritakan sebenarnya ia telah memikirkan opsi untuk menyekolahkan anak bungsunya tersebut di SD 212, namun kondisi SD tersebut yang masih dalam kondisi sengketa membuat ia kawatir untuk menyekolahkan anaknya di sana.

Apa lagi saat ini, banyak anak tetangganya yang menjadi korban perundungan baik di lingkungan SD 206 maupun di lingkungan rumah.

"Saya itu kadang kasian,  banyak anak-anak SD 212 yang jadi bahan ejekan teman-temanya. Kalau ada masalah sedikit aja mulailah keluar kalimat sekolah menumpang," ungkapnya.

Untuk itu, ia lebih memilih sekolah lain walaupun di swasta.

"Saya tidak mau masa emas anak saya rusak karena ada permasalahan eksternal yang belum selesai," ungkapnya 

"Kita ini menyekolahkan anak Agara mereka pintar. Tidak hanya akademik tapi juga emosional mereka," pungkasnya.